Sabtu, 13 Agustus 2011

(¯`*•.¸♥ Tetesan Air Mata ♥¸.•*´¯)

Ai-Syah Aathifah

Rasullulah bersabda, "Tiada suatu yang lebih kusukai dari dua tetesan, yaitu tetesan darah yang tumpahan darah karena jihad fisabilillah dan tetesan air mata yang mengalir karena rasa takut dan rindu kepada Allah" (HR Tirmidzi).

Dalam riwayat lain, "Tiada setetes yang lebih disukai Allah 'Azza wajala daripada setetes darah di jalan Allah".
...(HR Aththahawi)....

Di tengah-tengah kehidupan ini, pernahkah kita, barang sekali, menjerit, menumpahkan air mata ketika kita bangun di tengah malam, mengadukan hidup yang penuh dengan nista dan dosa ini kepada Dia yang Maha Rahmat? Ibarat tanah yang gersang, padang yang kering semua, tetumbuhan yang layu, maka datanglah rintik hujan jatuh dari langit, begitulah air mata penyesalan, air mata kerinduan, air mata manusia yang tawadhu' dan para pendosa yang bertaubat, bagaikan menghapus 'kegersangan' jiwa yang nista.



Jiwa yang layu menjadi tegak dan tumbuh kembali optimisme, kegelisahan qalbu yang
gersang dengan bergagai nista, kini pupus, bagaikan debu-debu yang hanyut terbawa arus.

❤`♥ ♥ •.¸¸❤`•.¸.¸¸.•* ♥ ♥..♥`•.¸.•´.(¯`v´¯)(¯`v´¯).`•.​¸.•´ ♥•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♥♥♥♥•*¨*•.¸¸¸​¸.•*¨*•♥

Rasullulah kekasih Allah, merengguk menumpahkan air mata, karena penuh harap untuk jumpa denga-Nya. Sayyidina Abu Bakar ash-Shidiq ra. senantisa menangis ketika menegakkan shalat. Mereka adalah manusia pilihan Allah. Mereka adalah orang-orang yang punya derajat tinggi di depan Allah. Dalam Suatu hadits seusai shalat (fardu) Rasullullah beristighfar kepada Allah tiga kali, "Ya Allah Engkau Maha Pemberi ketentraman dan perdamaian. Dari Engkaulah datangnya ketentraman dan perdamaian, wahai Rabb yang Maha Memiliki keagungan dan kemulyaan." (H.R.Muslim).

Bagaimana dengan kita? Pernahkah kita seperti manusia pilihan Allah itu? Tatkala kita lahir, kita menangis dan orang-orang di sekeliling kita tertawa terbahak-bahak bahagia karena menyambut kedatangan kita, maka ketika kita mati nanti, jadikanlah kita tertawa bahagia karena akan jumpa dengan Allah Sang Maha Kekasih, walaupun orang-orang yang kita tinggalkan menangis pilu karena kehilangan anggota keluarga yang mereka cintai.

Sesungguhnya, menangis di dunia itu lebih baik bagi kita ketimbang kita menangis di akhirat nanti. Sebab itu, sudah sepantasnyalah setiap kita waspadai diri, agar kita terhindar dari kegersangan jiwa yang nista, agar kita terhindar dari tipe manusia yang tidak mau bertaubat. Padahal Rasulullah bersaba, "Tidak akan masuk ke dalam neraka seorang yang menangis karena takut kepada Allah" (HR.Tirmidzi dan Abu Hurairah ra).

*•✿ ♥ ✿•♥*•✿ ♥ ✿•♥ *•✿ ♥ ✿•♥*•✿ ♥ ✿•♥ *•✿ ♥ ✿•♥*•✿ ♥

Kita mengarungi samudra dunia, bukan untuk tenggelam terpikat oleh ilusi fatamorgana. Kayuhlah biduk kehidupan kita, dan seberangi samudra dunia untuk mencapai tujuan abadi surgawi. Kerahkan seluruh potensi untuk tetap survive dalam perjuangan menembus badai samudra, sesekali kita boleh menyelam, tetapi ingatlah! Tujuan kita bukan untuk mati tenggelam, tetapi tujuan kita yang hakiki adalah mencapai pantai kebahagiaan sebagai tujuan akhir dari segala makna yang kita berikan untuk kehidupan.

Kita lihat wajah kita setiap hari di muka cermin, bersolek dan hiasi tubuh kita, tetapi jangan lupa menengok pigura ruhani kita. Hiasi dan percantik qalbu itu, adakah hari ini iman kita lebih baik dari hari kemarin? Adakah prestasi amal kita lebih baik menyongsong hari-hari yang semakin singkat dan pendek. Lahir, hidup, mati, kemudian dilupakan orang! Tergolek abadi menanti pengadilan akhir dari kehidupan yang panjang.

Ya Allah apa yang telah diperbuat oleh hamba selama ini? Jawabannya ada dalam dada masing-masing. Apakah hamba hanya mengumpukan dosa dan menanti kematian? Jawabannya, entahlah, hati kita yang menjawab dengan lancar walaupun lidah terdiam malu.

Anas ra. berkata, "Pada suatu hari, Rasullulah Saw. berkhutbah, belum pernah saya mendengar khutbah seperti ini, lalu beliau bersabda, 'Andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis.' Mendengar ucapan Rasullullah ini, seluruh sahabat menutup mukanya masing masing sambil menangis tersedu-sedu"
(HR.Bukhari- Muslim).

Allah berfirman dalam QS an-Najm ayat 59-60, "Apakah setelah mendengar keterangan ini, engkau merasa heran lalu tertawa dan tidak menangis?" Selanjutnya dalam QS al-Isra: 109, Allah berfirman, "Dan sujudlah/tersungkurlah mereka sambil menangis, dan mereka bertambah khusuk." Oleh sebab itu, menangislah sebelum datang hari dimana engkau akan ditangisi."

Silahkan gabung di page
http://www.facebook.com/pages/​Dengan-Cinta-Nya-Meniti-Surga/​235899556448064

❤✫•°*”☀”*°•✫❤✫•°*”☀”*°•✫❤✫•°*”​☀”*°•✫❤✫•°*”☀”*°•✫❤ ♫•*¨*•.¸ﷲ¸.•*¨*•♫♥:♫*ღ☆ღ*¨*¤.¸​ ¸::♥::♥.¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*♥♫•*¨*• ♫ (´'`v´'`) `•.¸.•´ ღ☆ღ Semoga catatan ini bermanfa'at ღ☆ღ .¸.•´¸.•*¨) (¸.•´ (¸.•´ ♥♥ Aamiin ya Robbal 'alamiin ♥♫♥♫Salam Ukhuwah Fillah ♥♥ ♫•*¨*•.¸ﷲ¸.•*¨*•♫♥:♫*ღ☆ღ*¨*¤.¸​¸::♥::♥.¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*♥♫•*¨*•♫

Sabtu, 13 Agustus 2011

(¯`*•.¸♥ Tetesan Air Mata ♥¸.•*´¯)

Posted by Rohis Stemsend |
Ai-Syah Aathifah

Rasullulah bersabda, "Tiada suatu yang lebih kusukai dari dua tetesan, yaitu tetesan darah yang tumpahan darah karena jihad fisabilillah dan tetesan air mata yang mengalir karena rasa takut dan rindu kepada Allah" (HR Tirmidzi).

Dalam riwayat lain, "Tiada setetes yang lebih disukai Allah 'Azza wajala daripada setetes darah di jalan Allah".
...(HR Aththahawi)....

Di tengah-tengah kehidupan ini, pernahkah kita, barang sekali, menjerit, menumpahkan air mata ketika kita bangun di tengah malam, mengadukan hidup yang penuh dengan nista dan dosa ini kepada Dia yang Maha Rahmat? Ibarat tanah yang gersang, padang yang kering semua, tetumbuhan yang layu, maka datanglah rintik hujan jatuh dari langit, begitulah air mata penyesalan, air mata kerinduan, air mata manusia yang tawadhu' dan para pendosa yang bertaubat, bagaikan menghapus 'kegersangan' jiwa yang nista.



Jiwa yang layu menjadi tegak dan tumbuh kembali optimisme, kegelisahan qalbu yang
gersang dengan bergagai nista, kini pupus, bagaikan debu-debu yang hanyut terbawa arus.

❤`♥ ♥ •.¸¸❤`•.¸.¸¸.•* ♥ ♥..♥`•.¸.•´.(¯`v´¯)(¯`v´¯).`•.​¸.•´ ♥•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♥♥♥♥•*¨*•.¸¸¸​¸.•*¨*•♥

Rasullulah kekasih Allah, merengguk menumpahkan air mata, karena penuh harap untuk jumpa denga-Nya. Sayyidina Abu Bakar ash-Shidiq ra. senantisa menangis ketika menegakkan shalat. Mereka adalah manusia pilihan Allah. Mereka adalah orang-orang yang punya derajat tinggi di depan Allah. Dalam Suatu hadits seusai shalat (fardu) Rasullullah beristighfar kepada Allah tiga kali, "Ya Allah Engkau Maha Pemberi ketentraman dan perdamaian. Dari Engkaulah datangnya ketentraman dan perdamaian, wahai Rabb yang Maha Memiliki keagungan dan kemulyaan." (H.R.Muslim).

Bagaimana dengan kita? Pernahkah kita seperti manusia pilihan Allah itu? Tatkala kita lahir, kita menangis dan orang-orang di sekeliling kita tertawa terbahak-bahak bahagia karena menyambut kedatangan kita, maka ketika kita mati nanti, jadikanlah kita tertawa bahagia karena akan jumpa dengan Allah Sang Maha Kekasih, walaupun orang-orang yang kita tinggalkan menangis pilu karena kehilangan anggota keluarga yang mereka cintai.

Sesungguhnya, menangis di dunia itu lebih baik bagi kita ketimbang kita menangis di akhirat nanti. Sebab itu, sudah sepantasnyalah setiap kita waspadai diri, agar kita terhindar dari kegersangan jiwa yang nista, agar kita terhindar dari tipe manusia yang tidak mau bertaubat. Padahal Rasulullah bersaba, "Tidak akan masuk ke dalam neraka seorang yang menangis karena takut kepada Allah" (HR.Tirmidzi dan Abu Hurairah ra).

*•✿ ♥ ✿•♥*•✿ ♥ ✿•♥ *•✿ ♥ ✿•♥*•✿ ♥ ✿•♥ *•✿ ♥ ✿•♥*•✿ ♥

Kita mengarungi samudra dunia, bukan untuk tenggelam terpikat oleh ilusi fatamorgana. Kayuhlah biduk kehidupan kita, dan seberangi samudra dunia untuk mencapai tujuan abadi surgawi. Kerahkan seluruh potensi untuk tetap survive dalam perjuangan menembus badai samudra, sesekali kita boleh menyelam, tetapi ingatlah! Tujuan kita bukan untuk mati tenggelam, tetapi tujuan kita yang hakiki adalah mencapai pantai kebahagiaan sebagai tujuan akhir dari segala makna yang kita berikan untuk kehidupan.

Kita lihat wajah kita setiap hari di muka cermin, bersolek dan hiasi tubuh kita, tetapi jangan lupa menengok pigura ruhani kita. Hiasi dan percantik qalbu itu, adakah hari ini iman kita lebih baik dari hari kemarin? Adakah prestasi amal kita lebih baik menyongsong hari-hari yang semakin singkat dan pendek. Lahir, hidup, mati, kemudian dilupakan orang! Tergolek abadi menanti pengadilan akhir dari kehidupan yang panjang.

Ya Allah apa yang telah diperbuat oleh hamba selama ini? Jawabannya ada dalam dada masing-masing. Apakah hamba hanya mengumpukan dosa dan menanti kematian? Jawabannya, entahlah, hati kita yang menjawab dengan lancar walaupun lidah terdiam malu.

Anas ra. berkata, "Pada suatu hari, Rasullulah Saw. berkhutbah, belum pernah saya mendengar khutbah seperti ini, lalu beliau bersabda, 'Andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis.' Mendengar ucapan Rasullullah ini, seluruh sahabat menutup mukanya masing masing sambil menangis tersedu-sedu"
(HR.Bukhari- Muslim).

Allah berfirman dalam QS an-Najm ayat 59-60, "Apakah setelah mendengar keterangan ini, engkau merasa heran lalu tertawa dan tidak menangis?" Selanjutnya dalam QS al-Isra: 109, Allah berfirman, "Dan sujudlah/tersungkurlah mereka sambil menangis, dan mereka bertambah khusuk." Oleh sebab itu, menangislah sebelum datang hari dimana engkau akan ditangisi."

Silahkan gabung di page
http://www.facebook.com/pages/​Dengan-Cinta-Nya-Meniti-Surga/​235899556448064

❤✫•°*”☀”*°•✫❤✫•°*”☀”*°•✫❤✫•°*”​☀”*°•✫❤✫•°*”☀”*°•✫❤ ♫•*¨*•.¸ﷲ¸.•*¨*•♫♥:♫*ღ☆ღ*¨*¤.¸​ ¸::♥::♥.¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*♥♫•*¨*• ♫ (´'`v´'`) `•.¸.•´ ღ☆ღ Semoga catatan ini bermanfa'at ღ☆ღ .¸.•´¸.•*¨) (¸.•´ (¸.•´ ♥♥ Aamiin ya Robbal 'alamiin ♥♫♥♫Salam Ukhuwah Fillah ♥♥ ♫•*¨*•.¸ﷲ¸.•*¨*•♫♥:♫*ღ☆ღ*¨*¤.¸​¸::♥::♥.¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*♥♫•*¨*•♫

1 komentar: