Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh..
Allah SWT mengumpamakan iman
yang kuat seperti pohon yang akarnya menghujam ke bumi, cabangnya menjulang ke
langit, berdaun lebat, dan selalu berbuah.”
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik (Laa Ilaha Ilallah) seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke atas langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim
dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia
supaya selalu ingat.”(Q.S Ibrahim 14:24-25).
Subhanalloh betapa indahnya bahasa Alquran
menggambarkan kondisi iman yang tertanam kokoh dalam hati seorang muslim. Kita
semua tentunya menginginkan menjadi seperti sebatang pohon yang kokoh dan
bermanfaat itu. Disebut Syajaratul Iman (Pohon
Keimanan) lantaran keimanan yang kokoh laksana sebuah pohon yang selalu
memberikan manfaat yang amat banyak. Agar pohon itu tetap subur dan kokoh,
tentunya perlu dipelihara dengan memberinya air yang bagus dan pupuk yang
berkualitas. Iman pun juga demikian, harus dirawat dan dipupuk. Diantara
strategi agar iman tetap dalam keadaan yang kokoh yaitu :
Pertama, Muhasabatunnafsi, melakukan intropeksi diri. Mengidentifikasi
apa saja kekurangan, kelemahan, dan kealfaan kita, lalu memperbaikinya dengan
sungguh-sungguh. Apabila melakukan amal keburukan, cepatlah bertaubat dengan
memperbanyak istighfar yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan amal
kebajikan yang Allah ridhoi. “Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendakah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”(Q.S Al Hasyr/59:18).
Kedua, dengan Riyadhah Ruhaniyah, yaitu dengan latihan membiasakan
melakukan amalan-amalan sunnah seperti shaum sunah, shalat Dhuha, shalat
Tahajut, Shalat Witir, dan amalan-amalan sunah lainnya yang berfunsi untuk menyuburkan
ruhiyah, sehingga senantiasa merasakan kehadiran Allah dalam hidup.
Ketiga, Tadabbur Quran, yaitu membaca, memahami, menghayati, serta
mengamalkan Al Quran. Syukur-syukur kita bisa mengajarkannya. Usman bin ‘Affan
r.a., berkata ‘’Rasullulah saw. bersabda
‘’Sebaik-baik dari kalian adalah yang mempelajari Al Quran, kemudian
mengajarkannya.’’ (H.R.Bukhari).
Dengan tadabbur Quran, hati
menjadi bercahaya karena Al Quran berfungsi sebagai cahaya (penerang) bagi
orang yang dalam kegelapan, yang diliputi oleh keragu-raguan, kebimbangan dalam
menjalani kehidupan, sehingga mendapatkan kemampuan membedakan dengan jelas
mana yang benar dan mana yang batil. ‘’Mengapa
mereka tidak mentadabburi (memperhatikan) Al Quran, ataukah hati mereka
terkunci?’’ (Q.S.Muhammad 47:24)
Keempat, Dzikrullah(banyak mengingat Allah). Dengan mengingat
Allah, hati akan menjadi tentram. Ketentraman itu terasa dari jiwa ihsan, yaitu
merasakan Allah selalu melihatnya sehingga setiap aktivitasnya senantiasa ada
dalam tataran fitrahnya (mengikuti petunjuk Allah), yaitu ada dalam situasi
tentram dan damai, penuh keimanan yang merupakan cahaya didalam menjalani
kehidupannya. “Hai orang-orang yang
beriman berdzikirlah(dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang
sebanyak-banyaknya. Dan bertasbillah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.
Dialah yang memberikan rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohon ampunan
untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang
terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.”(Q.S.
Al Ahzab 33:41-43).
Kelima, Memperbanyak Do’a. Memohon pertolongan Alah agar hidup
senantiasa ada dalam petunjuk-Nya, Senantiasa berada dalam jalan yang ditempuh
oleh orang-orang yang telah mendapatkan anugerah nikmat-Nya seperti para nabi,
shaddiqin, syuhada, dan shaihin. “ Dan
barangsiapa yang menta’ati Alah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama
dengan orang yang dianugerahi nikmta oleh Allah, yaitu para nabi, siddiqiin,
orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang saleh. Dan mereka itulah
teman-teman yang sebaik-baiknya.” (Q.S. an-Nisa 4:69).
Keenam, Mencintai fakir miskin dan anak yatim. Abu hurairah r.a
bercerita, seseorang melaporkan kepada Rasulah saw. tentang kegersangan qalbu
yng dialaminya. Beliau saw, menegaskan, “Bila
engkau mau menghidupkan qalbumu, beri makanlah orang-orang miskin dan cintai
anak yatim.” (H.R Ahmad)
Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh..
Sumber : Buletin Hidayah
0 komentar:
Posting Komentar